Keutamaan Kota Makkah Al-Mukarromah
Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ‘ala Rosulillah, wa Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa Rosuluhu, Amma ba’du:
Allah azza wa jalla telah memuliakan sebagian makhlukNya atas sebagian yang lain, dan memilih diantara makhluk-makhluknya apa saja yang Ia kehendaki. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
( وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاء وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُون )
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (QS. Al-Qoshosh: 68)
Dan diantara tempat yang telah Allah muliakan dari tempat-tempat lain di muka bumi ini adalah Makkah, negri yang Allah janjikan keamanan di dalamnya, negri tempat turunnya wahyu, negri tempat munculnya risalah kenabian, negeri yang Allah bersumpah dengannya dalam Al-Qur’an:
( لاَ أُقْسِمُ بِهَذَا الْبَلَد * وَأَنتَ حِلٌّ بِهَذَا الْبَلَد )
“Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Makkah), Dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini.” (QS. Al-Balad: 1-2)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “ini merupakan sumpah dari Allah dengan menyebut kota Makkah Ummul Quro (induk desa-desa) dalam keadaan halal bagi orang yang bertempat tinggal di dalamnya, untuk mengingatkan keagungan kedudukan kota Makkah disaat penduduknya sedang melakukan ihram. (Tafsir Ibnu Katsir 14/353).
Dan Allah juga bersumpah dengan menyebut negri ini dan mensifatinya sebagai negri yang aman, yang diharamkan di dalamnya pertumpahan darah, di saat negri-negri lain di sekelilingnya saling berperang satu sama lain, Allah azza wa jalla berfirman:
( وَهَذَا الْبَلَدِ الأَمِين )
“Dan demi kota (Makkah) ini yang aman.” (QS. At-Tin: 3)
Kota Makkah al-Mukarramah adalah tempat yang penuh berkah, pusat spiritual umat Islam, dan tanah suci pertama yang dimuliakan oleh Allah azza wa jalla. Keutamaannya tak sekadar karena menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, tetapi juga karena statusnya yang agung dalam syariat. Berikut kami paparkan keutamaan kota Makkah berdasarkan dalil-dalil yang shahih serta penjelasan para ulama salaf.
1. Makkah: Kota Paling Diberkahi dan Dicintai Allah, dan di sana terdapat Baitul Atiq (rumah ibadah yang pertama kali dibangung untuk manusia)
Allah azza wa jalla berfirman:
( إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِين )
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam." (QS. Ali 'Imran: 96)
Ayat ini menunjukkan bahwa Makkah adalah tempat ibadah pertama yang Allah tetapkan bagi manusia. Istilah "Bakkah" adalah nama lain dari Makkah, sebagaimana dijelaskan oleh banyak mufassir klasik seperti Imam al-Qurthubi dan Ibnu Katsir rahimahumullah.
Imam AlBukhori dan Muslim dalam kitab shahih karya mereka berdua menyebutkan hadis Abu Dzar rodhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
"سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى، قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: أَرْبَعُونَ عَامًا"
“aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang masjid yang pertama kali dibangun di atas muka bumi?” dan beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Masjidil Haram.” Aku bertanya lagi: “kemudian apa?” beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Masjidil Aqsho.” Aku bertanya: “berapa jarak antara keduanya?” beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “empat puluh tahun.” (HR. Bukhori no. 3366, Muslim no. 520)
2. Tanah Haram: tanah yang dijaga keamanannya.
Keistimewaan Makkah semakin tampak ketika Allah menjadikannya sebagai tanah haram, tempat yang dimuliakan dan dijaga kesuciannya. Tidak boleh menumpahkan darah di sana, tidak boleh memotong pohon yang tumbuh liar, tidak boleh diburu hewan-hewannya, tidak boleh mengambil barang temuan di sana untuk dimiliki.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"إِنَّ مَكَّةَ حَرَّمَهَا اللَّهُ وَلَمْ يُحَرِّمْهَا النَّاسُ، فَلَا يَحِلُّ لِامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَسْفِكَ بِهَا دَمًا، وَلَا يَعْضِدَ بِهَا شَجَرَةً، فَإِنْ أَحَدٌ تَرَخَّصَ لِقِتَالِ رَسُولِ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم فِيهَا فَقُولُوا: إِنَّ اللهَ قَدْ أَذِنَ لِرَسُولِهِ وَلَمْ يَأْذَنْ لَكُمْ، وَإِنَّمَا أَذِنَ لِي فِيهَا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ، ثُمَّ عَادَتْ حُرْمَتُهَا الْيَوْمَ كَحُرْمَتِهَا بِالْأَمْسِ وَلْيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ"
“Sesungguhnya Makkah telah Allah jadikan sebagai tanah haram; bukan manusia (bukan atas inisiatif mereka) yang menjadikannya tanah haram. Sehingga tidak boleh bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah di sana, tidak boleh pula untuk menebang pohon di sana. Kalau ada orang yang memandang itu boleh dengan dalih Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerangi (orang musyrik) di sana (pada waktu Fathu Makkah), maka katakanlah bahwa sungguh Allah telah mengizinkanku hanya beberapa waktu siang, lalu setelah itu kembali lagi kehormatan dan keharamannya hari ini sebagaimana kesucian dan keharamannya kemarin. Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. (HR. Al-Bukhari no. 104, Muslim no. 1354)
Dan juga sabdanya shallallahu alaihi wa sallam:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَدَعَا لِأَهْلِهَا، وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ، وَإِنِّي دَعَوْتُ فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا بِمِثْلَيْ مَا دَعَا بِهِ إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ
“Ibrahim telah mengharamkan kota Makkah dan memanjatkan doa kebaikan untuk penduduknya. Maka aku juga telah mengharamkan kota Madinah sebagaimana kota Mekah. Aku berdoa agar Allah memberkahi pada takaran sho’ dan mud mereka 2 kali lebih banyak daripada doa Ibrahim untuk penduduk Makkah.” (HR. Muslim no. 1360)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Tidak ada di dunia ini tanah haram selain dua tanah haram: Haram Makkah dan Haram Madinah. Adapun apa yang dikatakan tentang Haram al-Aqsha dan Haram Ibrahim, maka itu tidak benar dan tidak memiliki dasar.” (Syarh Mumti’ 7/215)
Mengenai status keamanan kota Makkah bermula Ketika Nabi Ibrahim alaihis salam berdoa:
(وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ )
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian" (QS. Ibrahim: 35)
Dan Allah kabulkan doa tersebut, sebagaimana firman-Nya:
(وَمَن دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا )
"...Dan siapa yang memasukinya (Makkah), dia menjadi aman." (QS. Ali 'Imran: 97)
3. Sholat di Masjidil Haram setara 100.000 shalat di masjid lain
Keutamaan beribadah di Makkah sangat besar, terutama di Masjidil Haram. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِئَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ
"Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama dari seribu shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu shalat di masjid lainnya." (HR. Ahmad no. 14694, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Bayangkan, satu rakaat di Masjidil Haram senilai seratus ribu rakaat! Ini adalah keistimewaan yang tak tertandingi oleh tempat lain di muka bumi.
4. Kiblat Kaum Muslimin di seluruh muka bumi
Ka'bah yang berada di jantung kota Makkah adalah kiblat seluruh kaum Muslimin di dunia. Allah berfirman:
( قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ )
"Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram..." (QS. Al-Baqarah: 144)
Dan juga firmanNya pula:
﴿وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ(
“Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya …” (QS. Al-Baqarah: 150)
5. Orang yang Berhaji ke Makkah akan diampuni dosa-dosanya
Allah azza wa jalla menjadikan Makkah sebagai tempat manasik haji, dan Allah juga menjadikan perjalanan ke Makkah sebagai salah satu bentuk ibadah yang bisa mengangkat derajat dan menghapus dosa, sebagaimana hadis riwayat Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ"
“Barangsiapa yang menunaikan haji karena Allah, tidak mengucapkan kata-kata kotor dan tidak berbuat dosa, maka ia akan kembali seperti hari ketika ibunya melahirkannya.” (HR. Bukhori no. 1521, Muslim no. 1350)
6. Makkah adalah sebaik-baik negeri dan tempat yang paling dicintai Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
Sebagaimana hadits Abdullah bin ‘Adi rodhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللهِ، وَأَحَبُّ أَرْضِ اللهِ إِلَى اللهِ، وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ"
“Demi Allah, engkau adalah sebaik-baik bumi, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)” (HR. Tirmidzi no. 3925)
Dan juga hadis Abdullah bin Abbas rodhiyallahu anhuma dia berkata: Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang kota Makkah:
"مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلَدٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ! وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ"
Sungguh dirimu (kota Makkah) negeri yang amat indah, dan paling aku cintai, jikalau masyarakat Makkah tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan tinggal di tempat lain selain dirimu (kota Makkah) (HR. Tirmidzi no. 3926)
7. Tidak diperkenankan memaksakan diri safar kecuali ke 3 masjid
3 masjid tersebut adalah Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsho. Sebagaimana hadis Abu Hurairoh rodhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صلى اللهُ عليه وسلم، وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى"
"Janganlah bertekad kuat (memaksakan diri) untuk melakukan perjalanan kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan Masjid Al Aqsha.” (HR. Bukhori no. 1189, Muslim no. 1397)
8. Orang kafir diharamkan memasuki kota Mekkah.
Allah berfirman dalam surat at Taubah ayat 28 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَ بُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا
“ Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini …(tahun penaklukan kota Mekkah) “
Imam al Qurthubi berkata : “Diharamkan memberikan keleluasaan kepada orang musyrik untuk masuk ke tanah Haram. Ketika ia datang, hendaknya imam (penguasa) mengajaknya keluar wilayah tanah Haram untuk mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan. Seandainya ia masuk dengan sembunyi-sembunyi dan kemudian mati, maka kuburnya harus dibongkar dan tulang-belulangnya dikeluarkan” (Tafsir Al-Qurthubi 8:241)
Pendapat Ulama Salaf tentang Keutamaan Makkah
Para ulama salaf sangat menekankan keutamaan Makkah. Berikut beberapa kutipan:
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: "Tidak ada tempat di muka bumi yang lebih utama dari Makkah, bahkan lebih utama dari langit." (Dinukil oleh Al-Baihaqi dalam Manaqib Asy-Syafi’i)
Imam Ibn al-Qayyim rahimahullah menyatakan dalam Zad al-Ma'ad:
"Makkah adalah kota yang paling agung, paling mulia, dan paling dicintai Allah. Di dalamnya terdapat tempat-tempat yang tidak ada tandingannya di bumi.”
Imam An-Nawawi rahimahullah dalam Al-Majmu' juga menyebutkan bahwa para ulama sepakat tentang keutamaan Makkah di atas seluruh tempat di dunia, bahkan lebih utama dari Madinah dan Baitul Maqdis.
Penutup
Makkah bukan hanya kota sejarah, tetapi juga pusat peribadatan, cahaya tauhid, dan tempat yang dimuliakan oleh Allah azza wa jalla sepanjang zaman. Menjadi tamu Allah di kota suci ini, baik untuk melaksanakan ibadah haji, umroh, menimba ilmu, atau tujuan mulia lainnya, adalah kemuliaan tersendiri. Mari kita jaga adab di dalamnya, tumbuhkan rasa khusyuk, dan manfaatkan setiap detik untuk mendekat kepada Sang Pencipta. Allah azza wa jalla berfirman:
( إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ )
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At-Taubah: 18)
Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat akan keagungan kota Makkah dan memperkaya wawasan kita semua sehingga menambah ilmu dan semangat beribadah ketika berada disana dalam menjalani ibadah umrah maupun haji.
Oleh: Abu Haneen Lc
Team redaksi: Miqdad Al Kindi Lc