Keutamaan Kota Madinah Al-Munawwaroh
Keutamaan Kota Madinah Al-Munawwaroh
Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ‘ala Rosulillah, wa Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa Rosuluhu, Amma ba’du:
Kota Madinah al-Munawwarah memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Madinah adalah tempat turunnya wahyu yang dibawa Jibril 'alaihissalam kepada Nabi yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wa sallam setelah Makkah, tempat kembalinya keimanan, tempat berkumpulnya Muhajirin dan Anshar, ibu kota pertama umat islam, di sana pertama kali berkibar bendera jihad fi sabilillah, dari sana muncul umat terbaik yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, sehingga seluruh bumi tersinari dengan cahaya hidayah, di sana tempat hijrah Nabi yang mulia shallallahu alaihi wa sallam, menetap di sana dan meninggal di sana, di sana pula beliau shallallahu alaihi wa sallam dikuburkan. Para ulama salaf, dalam berbagai karya mereka, telah menuliskan banyak keutamaan Madinah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah, diantaranya:
1. Madinah adalah Tempat haram yang aman dan diberkahi
Sebagaimana Allah ta'ala telah menjadikan tanah Makkah sebagai tanah haram, Allah juga menjadikan Madinah Al-Munawwaroh sebagai tanah haram yang kedua. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ
Sesungguhnya Ibrahim 'alaihis salam menjadikan kota Mekah sebagai tanah haram, dan sesungguhnya aku menjadikan Madinah sebagai tanah yang haram juga. [HR. Muslim no. 1374]
Maksud dari penyandaran pengharaman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan Nabi Ibrahim 'alaihis salam dalam hadits di atas adalah pengharaman ditampakkan melalui keduanya bukan mereka berdua yang mengharamkan karena sesungguhnya hak mengharamkan hanya milik Allah azza wa jalla. Allah-lah yang menjadikan Makkah dan Madinah menjadi kota haram. (fadhlul Madinah, wa adabu sukkaniha wa ziyarotiha karya syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr)
Imam An-Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menyebutkan bahwa Madinah memiliki keberkahan tersendiri yang dimohonkan langsung oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana sabda beliau:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مِكْيَالِهِمْ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ وَمُدِّهِمْ، يَعْنِي أَهْلَ الْمَدِينَةِ.
“Ya Allah, berkahilah mereka dalam timbangan mereka, dan berkahilah mereka dalam sha' dan mud mereka, maksudnya bagi penduduk Madinah.” (HR. Muslim no. 6786)
Doa ini menunjukkan bahwa Madinah adalah tempat yang dipenuhi keberkahan dalam segala sisi kehidupan, mulai dari makanan hingga keamanan.
2. Tempat yang Dicintai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
Dalam Shahih al-Bukhari, dari hadis Aisyah rodhiyallahu 'anha beliau berkata: Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا المَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ، وَصَحِّحْهَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا، وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا بِالجُحْفَةِ.
"Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah atau lebih dari itu. Sehatkanlah kota ini bagi kami, berkahilah bagi kami takaran sha’ dan mud-nya, serta pindahkanlah demamnya ke daerah al-Juhfah." (HR. Al-Bukhari no. 5677)
Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya (Kitab al-Hajj) menyebutkan hadits-hadits tentang kecintaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada Madinah sebagai bukti bahwa kota ini memiliki kedudukan khusus dalam hati beliau.
3. Kota Madinah Adalah Thaibah
Diantara keutamaan kota Madinah lainnya adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menamainya dengan nama Thaibah juga Thaabah (yang baik dan mulia), bahkan disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Allah menamai kota Madinah dengan Thaabah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"هَذِهِ طَيْبَةُ، هَذِهِ طَيْبَةُ، هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ"
Kota ini adalah thaibah, kota ini adalah thaibah, kota ini adalah thaibah, yakni Madinah. (HR. Muslim no. 2942)
Dan dalam Riwayat Bukhori:
"هَذِهِ طَابَةُ"
Kota ini adalah thaabah. (HR. Bukhori no. 1872)
Imam Ibn Hajar rahimahullah berkata: "At-Thaabah" dan "at-Thayyib" adalah dua lafaz yang bermakna sama. Keduanya berasal dari kata yang berarti sesuatu yang baik. Ada yang mengatakan, penamaannya (Madinah sebagai Thabah/Thayyibah) berasal dari kesucian tanahnya. Ada pula yang mengatakan karena kebaikannya bagi orang yang tinggal di sana. Ada juga yang mengatakan karena kenikmatan hidup di dalamnya. Sebagian ulama berkata: Dalam kenyataan bahwa tanah dan udaranya harum adalah bukti nyata atas kebenaran penamaan tersebut, karena siapa saja yang tinggal di sana akan mencium aroma harum dari tanah dan bangunannya, yang nyaris tidak ditemukan di tempat lain." (fathul bari 4/89)
4. Kota Madinah Akan Memakan Semua Perkampungan
Diantara keutamaan kota Madinah lainnya adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati sebagai sebuah kota yang akan melahap daerah-daerah lainnya, maksudnya yaitu mengalahkan dan menguasainya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ الْقُرَى، يَقُولُونَ لَهَا يَثْرِبُ، وَهِيَ الْمَدِينَةُ
Aku diperintahkan (berhijrah ke) daerah yang akan melahap daerah-daerah lainnya. Daerah ini mereka sebut Yatsrib, yaitu Madinah [HR. Al-Bukhari, no. 1871 dan Muslim, no. 1382]
5. Keimanan akan Kembali ke kota Madinah
Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ، كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا".
“Sesungguhnya iman akan kembali dan berkumpul di Madinah sebagaimana kembalinya ular ke lubangnya.” (HR. al-Bukhari no. 1876, Muslim no. 147 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu)
Makna hadits ini adalah bahwa Madinah merupakan tempat asal dan perlindungan iman, sebagaimana ular kembali ke sarangnya untuk berlindung. Hal ini menunjukkan bahwa Madinah adalah pusat keimanan, tempat tumbuh dan berkumpulnya para mukmin sejati, khususnya di masa fitnah atau ketika keimanan mulai melemah di tempat-tempat lain.
Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah berkata: “Maksudnya adalah iman akan kembali menuju Madinah dan menetap di Madinah, serta kaum Muslimin akan berbondong-bondong mendatangi kota Madinah. Yang mendorong mereka melakukan itu semua adalah keimanan dan kecintaan mereka terhadap tempat yang penuh dengan berkah serta telah dijadikan wilayah haram oleh Allah azza wa jalla.” (fadhlul Madinah, wa adabu sukkaniha wa ziyarotiha karya syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr)
6. Madinah Dijaga dari Dajjal dan Wabah
Dalam Shahih Muslim dan dijelaskan oleh Imam al-Qurtubi dalam at-Tadzkirah, disebutkan bahwa Madinah tidak akan dimasuki oleh Dajjal dan terjaga dari penyakit tha’un, Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ، لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ"
“Pada jalan-jalan masuk ke Madinah terdapat para malaikat; tidak akan memasukinya tha‘un (wabah mematikan) dan tidak pula Dajjal.”(HR. Bukhari no. 1880 dan Muslim no. 1379)
Ini menunjukkan kemuliaan dan penjagaan ilahiyah terhadap kota ini.
7. Pahala Tinggal di Madinah dan Kesabaran di Dalamnya
Nabi shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan agar penduduk Madinah bersabar atas kesusahan dan beratnya kehidupan di kota Madinah. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، لَا يَدَعُهَا أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا، إِلا أَبْدَلَ اللهُ فِيهَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ، وَلا يَثْبُتُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا وَجَهْدِهَا، إِلا كُنْتُ لَهُ شَهِيدًا أَوْ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَة
“Madinah itu lebih baik bagi mereka, kalau saja mereka mengetahui. Tidaklah seseorang meninggalkannya karena tidak menyukainya, melainkan Allah akan menggantinya dengan orang yang lebih baik darinya. Dan tidaklah seseorang bersabar atas kesulitan dan kesempitan hidup di Madinah, melainkan aku akan menjadi pemberi syafaat atau saksi baginya pada Hari Kiamat.” (HR. Bukhori no. 1875)
Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda demikian ketika melihat sebagian orang ingin pindah dari kota Madinah ke tempat-yang lain dalam rangka mencari kemakmuran dan kesejahteraan, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan berbagai macam keutamaan bagi siapa saja yang tetap tinggal di Madinah dan bersabar atas kesulitan hidup di sana.
Hadits ini menunjukkan kepada kita keutamaan kota Madinah dan keutamaan bersabar atas kesusahan, kesulitan, sempitnya perekonomian dan kehidupan. Jika ini menimpa seseorang, maka hendaknya ini tidak mendorongnya untuk pindah ke tempat lain dalam rangka mencari kemakmuran dan kesejahteraan, akan tetapi hendaknya dia bersabar atas segala hal yang menimpanya di kota Madinah, karena Allah azza wa jalla telah menjanjikan balasan yang agung serta pahala yang sangat banyak.
8. Di Madinah Terdapat Masjid Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yang Pahala Sholat di sana Lebih Utama dari 1000 Shalat di Masjid lain
Masjid Nabawi termasuk dari tiga masjid mulia, yang mana seorang hamba tidak boleh memaksakan diri melakukan perjalanan jauh dalam rangka ibadah kecuali untuk mendatangi tiga masjid tersebut.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صلى اللهُ عليه وسلم، وَالمَسْجِدِ الْأَقْصَى.
“Tidak boleh melakukan perjalanan (untuk tujuan ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan Masjid al-Aqsha.” (HR. Al-Bukhori no. 1189, Muslim no. 1397)
Kemudian wajib kita ketahui bahwa shalat di dalamnya dilipatgandakan pahalanya.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا، أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ"
“Shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di masjid lain selain Masjidil Haram.” (HR. Bukhori no. 1190, Muslim no. 1394)
Ini termasuk keutamaan luar biasa Kota Madinah, dengan keberadaan Masjid Nabawi yang menjadi dua dari tiga masjid tersuci dalam Islam, dan tempat yang dijanjikan mendapat keutamaan besar ketika beribadah di dalamnya.
Oleh: Abu Haneen, Lc
Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc