Waktu-Waktu Mustajab untuk Berdo’a

Kategori : Umrah, Ditulis pada : 04 Oktober 2025, 13:58:23

 

Bismillah, alhamdulilah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du ....

 

Bagi para jama’ah yang sedang menunaikan umrah, ada satu hal penting yang jangan sampai kita lupakan yaitu doa. 

Allah Ta‘ālā berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah): Sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

(QS. al-Baqarah: 186)

Ayat ini menjadi kabar gembira untuk kita semua, terutama bagi bapak-ibu jamaah yang sedang menunaikan umrah. Kita jauh-jauh datang ke tanah suci, meninggalkan keluarga, pekerjaan, dan rutinitas, dengan satu harapan: agar doa-doa kita didengar dan dikabulkan Allah. Dan ayat ini menegaskan, Allah itu dekat, bahkan lebih dekat daripada urat nadi kita.

Bayangkan saat kita berdiri di depan Ka‘bah, atau duduk di Raudhah, lalu melafalkan doa dengan hati yang tulus. Tidak ada jarak, tidak ada sekat, doa itu langsung sampai kepada Allah. Betapa indahnya janji Allah ketika Ia berkata: “Aku mengabulkan doa orang yang berdoa.”

Namun, ada syarat yang Allah sebutkan: kita harus taat kepada-Nya dan menjaga iman kita. Artinya, doa kita tidak hanya sekadar permintaan, tapi juga wujud kepatuhan dan penghambaan. Umrah yang sedang kita jalani inilah salah satu bentuk ketaatan itu. Jadi, setiap langkah thawaf, setiap doa di Multazam, setiap air zamzam yang kita minum; semuanya bisa menjadi doa yang Allah kabulkan.

Karena itu, mari kita manfaatkan perjalanan umrah ini sebaik-baiknya. Doa di tanah suci tidak sama dengan doa di tanah air, nilainya jauh lebih besar dan kesempatan mustajabnya lebih luas. Apalagi Nabi ﷺ sudah mengajarkan ada waktu-waktu khusus di mana doa lebih cepat diijabah. Waktu-waktu itulah yang akan kita pelajari bersama.

 

Waktu-Waktu Mustajab Do’a

1. Sepertiga Malam Terakhir

  • Allah Ta‘ālā berfirman:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan pada waktu sahur, mereka memohon ampunan kepada Allah.”

(QS. adh-Dhāriyāt: 18)

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ؟

“Rabb kita Tabāraka wa Ta‘ālā turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan? Siapa yang meminta kepada-Ku, pasti Aku beri? Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni?”

(HR. al-Bukhārī no. 1145, Muslim no. 758)

  • Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:

“Waktu yang paling utama untuk berdoa dan bermunajat adalah saat sahur, ketika hati benar-benar hadir dan lidah basah dengan dzikir.”

(Al-Wābil ash-Shayyib, hlm. 63)

2. Saat Sujud dalam Shalat

Doa yang paling dekat kepada Allah adalah ketika seorang hamba sedang bersujud.

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء

“Seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya ketika ia sedang sujud, maka perbanyaklah doa saat itu.”

(HR. Muslim no. 482)

Imam an-Nawawī رحمه الله menjelaskan:

“Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak doa saat sujud, sebab itu adalah waktu yang paling mustajab dalam shalat.”

(Al-Minhāj Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim, 4/208)

3. Di Antara Adzan dan Iqamah

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

“Doa tidak akan tertolak antara adzan dan iqamah.”

(HR. Abū Dāwūd no. 521, at-Tirmiżī no. 212, dinyatakan hasan oleh al-Albānī)

Inilah kesempatan emas bagi jamaah umrah, apalagi jika sedang berada di Masjidil Harām atau Masjid Nabawi: jangan hanya menunggu iqamah dengan diam, tapi sibukkan diri dengan doa.

4. Hari Jumat, Khususnya Waktu Terakhir Sebelum Maghrib

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Pada hari Jumat ada satu waktu, tidaklah seorang hamba muslim menemuinya dalam keadaan berdiri sholat, berdoa meminta kepada Allah sesuatu, melainkan Allah akan memberinya.”

(HR. al-Bukhārī no. 935, Muslim no. 852)

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله menegaskan bahwa waktu yang paling kuat adalah sesaat sebelum Maghrib. (Zād al-Ma‘ād, 1/394)

5. Saat Hujan Turun

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

اثْنَتَانِ مَا تُرَدَّانِ: الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَتَحْتَ الْمَطَرِ

“Dua doa yang tidak tertolak: doa ketika adzan dan doa ketika hujan turun.”

(HR. Abū Dāwūd no. 2540, dinyatakan hasan oleh al-Albānī)

6. Ketika Berpuasa dan Menjelang Berbuka

  • Nabi ﷺ bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga golongan yang doa mereka tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.”

(HR. at-Tirmiżī no. 2526, dinyatakan hasan oleh al-Albānī)

7. Ketika Safar

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.”

(HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini)

 

Penutup

Para jama’ah yang dirahmati Allah, doa adalah ibadah yang bisa kita panjatkan kapan saja dan di mana saja. Namun, ada waktu-waktu istimewa yang Allah bukakan bagi kita, di mana doa terasa lebih dekat untuk sampai kepada-Nya, lebih penuh harapan untuk dikabulkan.

Dalam perjalanan umrah yang penuh keberkahan ini, mari kita manfaatkan setiap detik emas. Saat kita sujud di hadapan-Nya, saat hati terjaga di sepertiga malam terakhir, ketika sahur menjelang fajar, saat berbuka puasa sunnah, ketika hujan turun, di hari Jumat, atau saat berdiri di depan Ka‘bah yang mulia; semua itu adalah momen-momen mustajab untuk bermunajat.

Ibnul Qayyim رحمه الله berkata dengan indah:

“Doa adalah obat yang amat bermanfaat sekaligus musuh bagi bencana. Ia dapat memerangi, mengobati, mencegah, menghilangkan, serta meringankan musibah yang menimpa seorang hamba.” (al-Jawāb al-Kāfī, hlm. 15)

Betapa indahnya jika kita, dalam safar umrah ini, bisa menghadirkan hati kita di waktu-waktu mustajab itu, menengadahkan tangan, lalu berdoa dengan penuh kerendahan hati dan keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.

Semoga Allah Ta‘ālā menerima doa-doa kita, melipatgandakan pahala semua ibadah kita, mengembalikan kita ke tanah air dalam keadaan hati yang bersih, jiwa yang tenang, dan dosa-dosa yang terampuni. Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn.

 

Wallahu ta’ala a’lam bis showab....

 

 

Sumber: 

Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ (Al-Jawaab Al-Kaafi liman Sa-ala ‘an Ad-Dawaa’ Asy-Syaafi). Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. 

 

Oleh: Abu Haneen 

Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc 

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id