Nasehat Bagi yang Hendak Melaksanakan Ibadah Umrah (Bagian 3)

Kategori : Umrah, Ditulis pada : 05 Mei 2025, 12:56:44

IMG_5193 (2).jpg

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ‘ala Rosulillah, wa Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa Rosuluhu, Amma ba’du:

Artikel ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas tentang beberapa arahan dan nasehat bagi para jama'ah yang ingin melaksanakan ibadah umrah, yaitu:

21. Senantiasa Berdzikir menyebut nama Allah ta'ala 

Di antara sunnah dalam safar adalah bertasbih kepada Allah saat melewati tempat yang rendah, dan bertakbir kepada Allah saat berada di tempat yang tinggi atau saat menaikinya. Dan setiap tempat yang kamu singgahi, baik untuk tidur, makan, atau yang lainnya seperti restoran, rest area, atau hotel maka bacalah do'a yang diajarkan oleh Nabi ﷺ untuk perlindungan kita kepada Allah:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya".

Faedah dari dzikir ini adalah Allah memberikan penjagaan kepadanya hingga dia beranjak dari tempat tersebut.

Kemudian dianjurkan juga untuk membaca:

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظَلَلْنَ، وَرَبَّ الْأَرَضِينَ السَّبْعِ وَمَا أَقَلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضَلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ، أَسْأَلُكَ خَيْرَ هٰذِهِ الْقَريَةِ، وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ أَهْلِهَا، وَشَرِّ مَا فِيهَا 

 "Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh dan apa yang ada di dalamnya, Tuhan bumi yang tujuh dan apa yang ada di atasnya, Tuhan para setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan angin dan apa yang mereka sebarkan. Aku mohon kepada-Mu kebaikan kota ini, kebaikan penduduknya dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan penduduknya dan keburukan yang ada di dalamnya." (HR. An-Nasai no. 10377)

22. Disarankan untuk memilih penginapan yang dekat dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Karena penginapan yang jauh akan melelahkan bagi orang-orang lanjut usia, dan agar tidak kelelahan pergi ke masjid dan kembali darinya setiap waktu shalat. Terutama pada bulan Ramadhan, area luar Masjidil Haram biasanya penuh dan ditutup, serta tidak diperbolehkan mendekati jalan-jalan yang menuju ke Masjidil Haram karena sangat padatnya jama'ah, terutama pada shalat Jum'at, shalat Isya, dan shalat tarawih di bulan Ramadhan. Maka sangat penting untuk memastikan kepada pihak penyelenggara umrah mengenai lokasi dan jarak hotel dari Masjidil Haram serta tentang transportasi yang tersedia di sana sebelum berangkat.

23. Cari rute tercepat dan bebas portal dari hotel ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi

Malam-malam sembilan belas pertama bulan Ramadhan sangat berbeda dengan sepuluh malam terakhir di dua Tanah Haram (Masjidil Haram dan Nabawi). Pada malam-malam terakhir, terjadi kepadatan yang luar biasa dan penuh sesaknya kedua masjid suci, serta harga hotel yang menjadi berlipat ganda. Bahkan, banyak jalan menuju Masjidil Haram yang ditutup jauh sebelum waktu shalat karena kepadatan. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui hal ini dan memastikan dari pihak travel umrah mengenai jarak hotel dari Masjidil Haram sebelum berangkat.

24. Pelajari jadwal perjalanan dan agenda pihak travel 

Sebelum berangkat tanyakan kepada pihak travel mengenai jadwal perjalanan. Jika kota pertama yang dikunjungi adalah Makkah, maka ia harus mempersiapkan atau membeli pakaian ihram dan sandal khusus ihram (tanpa jahitan, tidak membentuk tubuh) dari tanah airnya. Namun jika kota pertama adalah Madinah, maka perlengkapan ihram dapat dibeli dari sana jika belum tersedia. Dalam perjalanan umrah, cukup dengan satu set pakaian ihram. Namun dalam haji, bisa jadi seorang laki-laki membutuhkan dua set karena waktu berihram yang lebih panjang.

25.  Pelajari tata cara ibadah umrah praktis, dan hafalkan do'a-doa'nya 

Jama'ah umrah hendaknya mempelajari terlebih dahulu hukum-hukum dan tata cara umrah sebelum berangkat, dan membawa buku panduan tentang manasik dan hukum-hukum umrah. Karena ilmu harus didahulukan sebelum ucapan dan amal. Ia harus paham betul agama yang dijalankan dan mengetahui batasan-batasan Allah, agar dapat beribadah dengan penuh pemahaman. Aneh sekali, jika seseorang hendak pergi ke suatu negeri, maka ia akan bertanya dan mencari informasi tentang tempat itu dan jalan menuju ke sana agar sampai dengan nyaman dan tenang tanpa tersesat. Tapi dalam perkara agama, banyak orang justru beribadah tanpa ilmu. Maka siapa yang ingin melaksanakan shalat, zakat, puasa, atau umrah, wajib mengetahui hukumnya sebelum mengerjakannya agar ibadahnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sehingga diterima oleh Allah. Jangan sampai melalaikan atau meninggalkan rukun ibadah hanya karena meniru sebagian orang yang ilmunya lemah. (Umrah terdiri dari: ihram, thawaf, sa’i, dan tahallul). Ini juga merupakan peringatan khusus bagi jama'ah umrah yang sudah lanjut usia agar dibantu, dibimbing dan dimudahkan dalam perjalanannya.

26. Wanita wajib bersama mahram

Tidak diperbolehkan bagi wanita untuk melakukan perjalanan, baik untuk haji, umrah, atau keperluan lainnya, kecuali disertai suami atau mahramnya, seperti ayah, saudara laki-laki, anak laki-laki, dan semisalnya. Baik wanita itu masih muda ataupun tua, dan apakah ia bepergian bersama perempuan lain atau tidak, serta apakah perjalanan itu panjang atau pendek. Hal ini demi menjaga kehormatannya dan menghindarkan dari fitnah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:

لَا تُسَافِرُ المَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ، وَلَا يَدْخُلُ عَلَيْهَا إِلَّا رَجُلٌ مَعَهُ مَحْرَمٌ

“Tidak boleh seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya, dan tidak boleh seorang lelaki menemuinya kecuali disertai mahram.” (HR. Bukhari no. 5233, Muslim no. 1341)

27. Wanita wajib berpakaian sesuai syariat

Wanita yang sedang ihram tidak boleh mengenakan niqab (penutup wajah khusus) kecuali jika di depan laki-laki asing dia menutup wajahnya dengan kain atau bagian kerudungnya, wanita ihram juga tidak boleh mengenakan sarung tangan, serta tidak memakai pakaian yang menampakkan bentuk tubuh, ataupun yang memperlihatkan bagian dalam pakaiannya. Hal ini jelas dilarang dalam keadaan ihram maupun di luar ihram.

28. Wanita mesti memperhatikan kalender haidnya

Bagi wanita, penting untuk memastikan bahwa masa haidnya tidak bertepatan dengan waktu perjalanan umrah, khususnya saat masuk Makkah. Jika tidak memungkinkan, maka harus berdiskusi dengan keluarga dan pihak travel mengenai kemungkinan memperpanjang masa tinggal di Makkah. Karena jika wanita sudah berihram, tidak boleh meninggalkan thawaf atau tahallul sebelum selesai melakukannya. Untuk di zaman sekarang ini, bisa berkonsultasi dengan dokter dengan meminum obat penunda haid.

29. Lebih memudahkan untuk melaksanakan umrah dan haji di usia muda

Disarankan untuk menunaikan ibadah haji atau umrah pada usia muda, karena orang yang sudah lanjut usia sering menghadapi banyak kesulitan, baik selama perjalanan maupun dalam melaksanakan ibadah.

30. Persiapkan fisik yang prima sebelum berangkat

Jika dalam kehidupan sehari-hari kamu jarang berjalan kaki, maka biasakan diri untuk berjalan jauh jauh-jauh hari sebelum berangkat haji atau umrah, misalnya dengan olahraga jalan kaki atau jogging, sebagai bentuk persiapan fisik sebelum berangkat. Hal ini agar terbiasa berjalan jauh saat thawaf dan sa’i.

31. Perhatikan kesehatan

Tidurlah dengan cukup dan beristirahat sebelum keberangkatan agar kondisi tubuh tetap terjaga selama perjalanan. Karena perjalanan seringkali melelahkan, apalagi jika perjalanannya panjang. Tidur dan istirahat akan mengisi kembali energi tubuh agar kamu bisa aktif selama perjalanan. Juga makan makanan bergizi dan minumlah yang cukup untuk menjaga kesehatan.

32. Berpamitanlah kepada keluargamu dan sahabatmu dengan mengucapkan:

أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ

“Aku titipkan kalian kepada Allah yang titipan-Nya tidak akan pernah hilang.” (HR. Ahmad no. 2016, Ibnu Majah no. 2825)

Jagalah ketaqwaan kepada Allah ta'ala, berpegang teguhlah pada agama, dan tetaplah menjaga pelaksanaan kewajiban-kewajiban. 

Boleh bagi orang yang tidak pergi umrah untuk meminta kepada yang akan berangkat agar dido'akan di tempat-tempat suci, dengan mengatakan: “Jangan lupakan aku dalam do'amu.”

Dan bagi yang ditinggalkan juga dianjurkan untuk mendo'akan orang yang hendak bersafar:

Dari Salim bahwa Ibnu Umar dahulu berkata kepada seseorang yang akan melakukan safar:

ادْنُ مِنِّي أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوَدِّعُنَا ، فَيَقُولُ : أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ 

"Mendekatlah kepadaku, aku akan meninggalkanmu sebagaimana dahulu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- meninggalkan kami, beliau bersabda: “Aku menitipkan kepada Allah agama, amanah dan penutup amalmu”. (HR. Tirmidzi: 3443 dan dishohehkan juga dishahihkan oleh Albani)

Tidak ada bekal bagi seorang yang berhaji atau bepergian selain bekal taqwa, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat-ayat haji:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

“Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Dan tidak ada wasiat perpisahan terbaik selain wasiat taqwa.

33. Download aplikasi yang dibutuhkan

Tanyakan kepada pihak travel umrah mengenai aplikasi komunikasi atau aplikasi penting (seperti WhatsApp, nusuk, aplikasi waktu shalat atau yang lainnya) yang bisa digunakan di Kerajaan Arab Saudi dan di negara kita, dan instal aplikasi yang kamu butuhkan untuk berkomunikasi sebelum berangkat. Juga jangan lupa untuk mengisi paket data internet.

34. Perhatikan keamanan data pribadi, dan surat-surat penting

Disarankan untuk menyimpan salinan elektronik paspor di internet, baik di email atau cloud, agar kamu tetap bisa mengaksesnya jika paspor asli rusak atau hilang karena sebab tertentu, atau jika kehilangan ponsel yang menyimpan salinan paspor tersebut. Ini akan melindungimu dari situasi yang tidak diinginkan.

35. Sediakan uang cash

Bawalah uang kontan Riyal Saudi untuk bersedekah, belanja kebutuhan, dan keperluan lainnya. Persiapkan secukupnya sebelum berangkat, supaya tidak mengganggu aktivitas rangkaian umrah.

36. Perhatikan kebutuhan pribadi selama perjalanan

Tidak diragukan lagi bahwa setiap musafir memiliki kebutuhan pribadi. Bisa jadi ia membutuhkan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh orang lain. Namun, ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh seluruh jama'ah haji dan umrah, di antaranya:

  • Disarankan membawa ponsel dengan aplikasi Al-Qur’an digital untuk membaca di kendaraan dan headset untuk mendengarkan Al-Qur’an selama perjalanan atau menuju Madinah/hotel, serta sajadah kecil untuk shalat.
  • Kacamata hitam, payung kecil, dan topi untuk perlindungan dari sinar matahari terik, terutama bagi anak-anak. Juga berupa cairan seperti sunscreen, pelembab kulit dan bibir.
  • Beberapa kantong plastik tambahan untuk menyimpan alas kaki saat memasuki Masjidil Haram, dan untuk menyimpan perlengkapan mandi dan pakaian bila diperlukan.
  • Karena lamanya perjalanan, bawalah cukup pakaian luar dan pakaian dalam.
  • Tas kecil khusus untuk menyimpan uang, kartu identitas, paspor, dan ponsel.
  • Perlengkapan kebersihan pribadi: pemotong kuku, sikat gigi, pasta gigi, siwak, parfum, deodoran (catatan: tidak digunakan saat ihram).
  • Bagi wanita: sebaiknya membawa gunting kecil (karena tidak selalu tersedia di hotel), untuk memotong rambut setelah selesai umrah.
  • Dokumen penting seperti: paspor, visa, jadwal perjalanan, nomor ponsel ketua rombongan. Bawa juga daftar keperluan pribadi agar tidak lupa.
  • Obat-obatan pribadi seperti: obat sakit kepala, diare, flu, alergi. Jika memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau tekanan darah, bawalah obat yang cukup karena harga obat di Saudi sangat mahal. Jangan lupa membawa resep medis tertulis untuk obat-obat tertentu yang perlu izin khusus masuk bandara.
  • Tongkat atau kursi roda untuk lansia jika sulit berjalan. Bisa disewa di beberapa titik bandara atau hotel, tetapi lebih baik membawa sendiri, terutama untuk wanita.
  • Boleh membawa makanan ringan, namun lebih baik tidak perlu karena maskapai biasanya menyediakan makanan hangat dan juga dari pihak travel. Makanan ringan di bandara sebaiknya mudah dibuka dan praktis untuk waktu menunggu.
  • Bawalah uang secukupnya sebelum keberangkatan. Makkah dan Madinah memiliki banyak tempat penukaran, namun lebih baik membawa uang Riyal Saudi dari awal, bisa juga ditukarkan dengan pihak travel.

 

Wallahu ta’ala a’lam bis showab, wa shollallahu ala nabiyyina Muhammad

Disadur dari kitab “manasik Umroh” karya Syaikh Muhammad Rozzaq dengan beberapa tambahan.

 

Oleh: Abu Haneen, Lc 

Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc 

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id