Rangkaian Umrah & Do'a - Do'a Pilihan Saat Umrah

Kategori : Umrah, Ditulis pada : 03 Mei 2025, 13:51:08

1000565604.jpg

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa Rosuluhu, Amma ba’du:

Saudara-saudara sekalian yang dirahmati Allah, Umrah bukan sekadar perjalanan fisik ke Tanah Suci. Ia adalah perjalanan hati menuju Allah Subhanahu wa ta’ala. Setiap langkah, setiap detik di sana adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dan Salah satu cara terpenting untuk menghidupkan perjalanan ini adalah melalui do'a. 

Mengetahui apa saja do'a yang perlu dibaca saat melakukan rangkaian ibadah umrah sangat penting bagi siapa saja yang hendak menjalankan umrah ini. Dengan begitu harapannya kita dapat menjalankan ibadah ini lebih khidmat, khusyuk dan mendapatkan banyak keutamaan umrah.

Dalam artikel ini, kami akan memberikan berbagai kumpulan do'a dan zikir yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih lengkap dengan artinya, semoga bermanfaat.

1. Do'a Berihram Ketika Memasuki Miqat

Ketika memasuki miqat atau sejajar dengan miqat, maka seorang jama'ah hendaknya segera menghadirkan niat ihram (memasuki rangkaian ibadah umrah), kemudian mengucapkan:

 لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً

"Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, untuk menunaikan umrah."

Makna doa: Ucapan ini adalah bentuk niat yang dibalut dengan rasa tunduk kepada panggilan Ilahi. Ia menjadi pintu masuk menuju rangkaian ibadah umrah selanjutnya.

Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengatakan:

اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي

“Ya Allah, tempat tahallulku adalah di mana saja Engkau menahanku.”

Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji–, jika seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak wajib membayar dam (menyembelih seekor kambing).

2. Talbiyah: Dzikir Sepanjang Perjalanan Menuju Ka'bah 

Setelah mengucapkan “talbiyah umrah” (Labbaika Allahumma Umrotan), maka dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan, sepanjang perjalanan hingga tiba di Makkah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ

"Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu." (HR. Bukhari no. 1549, Muslim no. 1184)

Talbiyah adalah ikrar cinta dan kepatuhan. Ketika kita melafalkannya, kita seolah menjawab undangan Allah dengan penuh rasa syukur dan rendah hati. 

Disunnahkan untuk terus mengulangi talbiyah ini hingga sampai ke Ka'bah, dan tidak mengapa jika sesekali meninggalkannya untuk melakukan dzikir lainnya, membaca Al-Qur'an, atau berbincang dengan teman seperjalanan selama di jalan. Namun, ketika telah sampai di Ka'bah, maka ia menghentikan talbiyah.

3. Do'a masuk masjidil Haram

Do'a masuk Masjidil Haram adalah seperti do'a memasuki masjid-masjid pada umumnya, Ketika hendak masuk Masjidil Haram disunnahkan mendahulukan kaki kanan dan mengucapkan: 

بِسْمِ اللَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

"Dengan nama Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.” (HR. Muslim 1/494)

Dan juga disunnahkan membaca:

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada wajah-Nya yang mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari godaan setan yang terkutuk.” (HR. Abu Dawud 1/93)

Ketika sampai di Ka'bah, maka hendaknya ia menuju dan menghadap Hajar Aswad, jika memungkinkan maka disunnahkan menciumnya, jika tidak maka cukup dengan menyentuhnya kemudian mencium tangannya, dan jika tidak memungkinkan juga maka cukup dengan melambaikan tangan kanan ke arahnya dan mengucapkan:

بِسْمِ اللَّهِ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ، وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ، وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ، وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 “Bismillah, Allahu Akbar, (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar). Ya Allah, (aku melakukan ini) karena beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu, memenuhi janji-Mu, dan mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam." (lihat: Almanhaj li muridil hajji wal umroh karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hal, 31-32) 

Do'a ini dibaca di awal thawaf saat mencium Hajar Aswad, sedangkan di putaran sisanya cukup dengan membaca takbir (bismillah Allahu Akbar).

4. Do'a Saat Thawaf

Do'a di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

"Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201)

Do'a ini adalah do'a yang menyeluruh. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sering membacanya, karena ia mencakup seluruh kebutuhan hidup dan akhirat.

Kemudian juga disunnahkan membaca do'a mohon keselamatan dunia akhirat:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan (keselamatan) di dunia dan di akhirat." (lihat: Almanhaj li muridil hajji wal umrah karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hal, 31-32)

Kemudian memperbanyak Dzikir dan do'a-do'a lain yang ma'tsur dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 

Setelah menyelesaikan 7 putaran Thawaf maka berhenti dan menuju maqom Ibrahim sambil membaca: 

وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

"Dan jadikanlah sebahagian Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat." (QS. Al-Baqarah: 125)

Kemudian shalat sunnah 2 raka'at, di raka'at pertama membaca surat Al-Kafirun setelah Al-fatihah, dan di raka'at kedua membaca surat Al-Ikhlas. Setelah itu disunnahkan minum air zam-zam dan membasuhkannya ke kepala.

5. Do'a Wuquf Sa’i di atas Shafa dan Marwah

Setelah selesai dari rangkaian thawaf, maka bersegera menuju bukit shafa, Ketika mulai menanjak naik bukit shafa maka hendaknya membaca:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.” (QS. Al Baqarah: 158).

Lalu mengucapkan:

أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ

“Aku memulai dengan apa yang dimulai oleh Allah.” 

Kemudian setelah sampai ke puncak bukit shafa dan melihat ka’bah, maka disunnahkan menghadap ka’bah dan mengangkat kedua tangannya serta berdo'a dengan do'a apa saja yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat, bertahlil dan bertakbir tiga kali, mengucapkan: 

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه

“Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.” (HR. Muslim 2/888)

Kemudian berdo'a dengan do'a apa saja yang dikehendaki, lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.

Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.

Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir sebagaimana di atas, dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.

Setelah menyelesaikan 7 putaran, maka tersisa baginya bertahallul, untuk laki-laki mencukur gundul rambutnya dan itu lebih afdhol, atau memendekkan seluruh rambut, adapun bagi wanita maka cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari saja.

Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah rangkaian ibadah umrah dan telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.

 

Do'a-do'a Mustajab yang dibaca di sela-sela rangkaian Umrah, maupun di waktu-waktu mustajab dan tempat-tempat mustajab

Do'a adalah ikatan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Oleh karena itu, seorang hamba hendaknya senantiasa berlindung dan memohon kepada Allah ﷻ dalam seluruh urusannya. Ketika berdo'a, ia harus yakin bahwa Allah ﷻ akan mengabulkannya dan berbaik sangka kepada-Nya. Allah ﷻ berfirman: 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

 “Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian.” (QS. Ghafir: 60). 

Dan Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqarah: 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

 

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 186). 

Berikut ini adalah beberapa do'a yang dapat dipanjatkan oleh seorang hamba saat melaksanakan umrah."

1. Do'a dari Al-Qur’an Al-Karim

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)

 

رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

 

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

“Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang yang beriman pada hari terjadinya hisab.” (QS. Ibrahim: 41)

 

رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” (QS. Al-Qashash: 16)

 

2. Do'a dari Sunnah Nabawiyyah

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ، فِي دِينِي وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي وَمَالِي

اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي

اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِن بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِن خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِن فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِن تَحْتِي

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. 

Ya Allah, lindungilah auratku dan tenangkan kegelisahanku. 

Ya Allah, jagalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung kepada-Mu agar tidak diserang dari bawahku.” (lihat Shahih Targhib wa Tarhib karya Syaikh Albani no. 659)

 

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لي دِينِي الذي هو عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لي دُنْيَايَ الَّتي فِيهَا معاشِي، وَأَصْلِحْ لي آخِرَتي الَّتي فِيهَا معادِي، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لي في كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لي مِن كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku tempat aku hidup, dan perbaikilah akhiratku tempat aku kembali. Jadikan hidup ini tambahan bagiku dalam segala kebaikan, dan jadikan kematian sebagai istirahatku dari segala kejahatan.” (HR. Muslim no. 2720)

 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي خَطِيئَتي وجَهْلِي، وإسْرافِي في أمْرِي، وما أنْتَ أعْلَمُ به مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي هَزْلِي وجِدِّي وخَطايايَ وعَمْدِي، وكُلُّ ذلكَ عِندِي

Ya Allah, ampunilah kesalahanku dan kebodohanku, dan sikap berlebihanku dalam urusanku, serta apa yang Engkau lebih tahu tentang diriku. Ya Allah, ampunilah kesungguhanku, candaanku, kesalahanku dan kesengajaanku, semuanya ada padaku.” (HR. Bukhori no. 2399)

 

وَجَّهْتُ وَجْهي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا، وَما أَنَا مِنَ المُشْرِكِينَ، إنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ وَمَمَاتي لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ، لا شَرِيكَ له، وَبِذلكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ المُسْلِمِينَ،

 اللَّهُمَّ أَنْتَ المَلِكُ لا إلَهَ إلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بذَنْبِي، فَاغْفِرْ لي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لأَحْسَنِ الأخْلَاقِ، لا يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا، لا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إلَّا أَنْتَ،

 لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ في يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ ليسَ إلَيْكَ، أَنَا بكَ وإلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ

"Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus (hanif), dan aku bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri).

Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah semua dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang dapat menjauhkannya kecuali Engkau.

Aku penuhi panggilan-Mu dan aku bahagia dengan perintah-Mu. Segala kebaikan ada di tangan-Mu, dan kejahatan tidak dinisbahkan kepada-Mu. Aku berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu." (HR. Muslim no. 771)

 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي ما قَدَّمْتُ وَما أَخَّرْتُ، وَما أَسْرَرْتُ وَما أَعْلَنْتُ، وَما أَسْرَفْتُ، وَما أَنْتَ أَعْلَمُ به مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لا إلَهَ إلَّا أَنْتَ

“Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan, dan dosa yang aku lakukan berlebihan. Engkaulah Yang Mendahulukan dan Yang Mengakhirkan. Tidak ada Tuhan selain Engkau.” (HR. Muslim no. 771)

 

اللَّهمَّ إنِّي أعوذُ برضاكَ من سخَطِك وبمعافاتِكَ من عُقوبتِكَ، وأعوذُ بِك منكَ، لا أُحصي ثناءً عليكَ أنتَ كما أثنيتَ على نفسِكَ.

“Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tidak mampu memuji-Mu sebagaimana Engkau memuji Diri-Mu sendiri.” (lihat: Nataijul Afkar karya Ibnu Hajar hal 25)

 

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, berubahnya afiat-Mu (kesehatan/keselamatan), datangnya hukuman-Mu secara tiba-tiba, dan dari segala bentuk kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim no. 2739)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu seluruh kebaikan, yang cepat maupun yang lambat, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui.

Dan aku berlindung kepada-Mu dari seluruh keburukan, yang cepat maupun yang lambat, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan dari apa yang dimohon oleh hamba dan nabi-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dari apa yang dimohon perlindungan darinya oleh hamba dan nabi-Mu.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepadanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepadanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu agar setiap keputusan yang Engkau tetapkan untukku, menjadi kebaikan bagiku.” (Hadis Sahih Riwayat Ibnu Hibban no. 468)

 

Wallahu a’lam bis showab

Oleh: Abu Haneen, Lc

Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id