Ar-Rabb (الربّ): Memahami Nama Allah yang Maha Pemelihara dan Pengatur Alam Semesta
Bismillah, alhamdulilah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du…
Salah satu nama Allah yang paling agung adalah الرّبّ (Ar-Rabb). Nama ini disebut lebih dari lima ratus kali dalam Al-Qur’an, menegaskan bahwa Allah adalah Pemilik, Pengatur, dan Pendidik seluruh alam semesta. Dengan mengenal-Nya sebagai Rabb, kita memahami bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak lepas dari kendali-Nya, baik makhluk kecil seperti semut maupun manusia, bahkan alam semesta secara keseluruhan.
1. Allah Sebagai Rabb Tertuang di dalam Al-Qur’an
Beberapa ayat Al-Qur’an menegaskan keagungan Allah sebagai Rabb:
1. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”
(Al-Fatihah: 2)
2. قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(Al-An‘am: 162)
3. قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ
“Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Rabb segala sesuatu?”
(Al-An‘am: 164)
4. وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah kalian menghendaki sesuatu, melainkan Allah yang menghendakinya; Dia Rabb semesta alam.”
(At-Takwir: 29)
5. سَلَامٌ قَوْلًا مِّن رَّبِّ رَّحِيمٍ
“Salam, ucapan dari Rabb Yang Maha Penyayang.”
(Yasin: 54)
Dari ayat-ayat ini, terlihat jelas bahwa Allah bukan sekadar pencipta, tetapi Pengatur, Pemelihara, dan Pendidik semua makhluk-Nya.
2. Makna Nama “Ar-Rabb”
Secara bahasa, Rabb berarti:
- Pemilik dan Penguasa, Allah memiliki segala ciptaan dan mengatur semua urusan mereka.
- Pendidik dan Pemelihara, Allah menumbuhkan, memberi rezeki, membimbing, dan menyempurnakan makhluk sesuai dengan tujuan penciptaannya.
- Pengatur dan Penentu, Allah menakdirkan hidup, mati, rezeki, dan segala urusan makhluk.
- Ibnu Jarir al-Tabari rahimahullah menjelaskan:
“Rabb dalam bahasa Arab bisa dipakai untuk pemimpin yang ditaati, orang yang memperbaiki sesuatu, atau pemilik suatu hal. Bagi Allah, semua makna ini sempurna: Dia adalah Pemimpin, Pendidik, dan Pemilik yang tidak tertandingi.”
(Jami‘ al-Bayan ‘an Ta’wil Ay al-Qur’an, 1/142-143)
- Ibnu al-Atsir rahimahullah menambahkan:
“Rabb digunakan untuk pemilik, penguasa, pengatur, pendidik, pemberi nikmat; dan jika tidak dibarengi kata, hanya untuk Allah.”
(Al-Nihayah fi Gharib al-Hadith, 179/1)
- Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa nama Rabb mencakup seluruh Asma’ul Husna:
“Ar-Rabb adalah Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta, Maha Hidup, Maha Mengetahui, Maha Pemelihara, Maha Pemberi dan Penahan, Maha Memberi dan Menolak, Maha Mengangkat dan Merendahkan, yang menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki, yang membahagiakan siapa yang Dia kehendaki dan menyengsarakan siapa yang Dia kehendaki… dan semua makhluk tunduk di bawah kendali-Nya.”
(Madarij al-Salikin, 1/410-412)
3. Rububiyyah Allah: Umum dan Khusus
Rububiyyah Allah terbagi menjadi dua:
1. Umum, mencakup semua makhluk. Allah memberi hidup, rezeki, dan takdir kepada semua, baik yang beriman maupun kafir. Allah berfirman:
يَسْـَٔلُهُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍۚ ٢٩
"Siapa yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap hari Dia menangani urusan." (Ar-Rahman: 29)
2. Khusus, dikhususkan bagi hamba pilihan-Nya yang dibimbing kepada iman, dibantu dalam beribadah, dijauhkan dari kesesatan, dan diberi kemudahan untuk kebaikan. Allah memberi mereka hidayah, perlindungan, dan keberkahan khusus.
4. Iman Kepada Rububiyyah Allah
Mengenal Allah sebagai Rabb menuntut ketaatan penuh dan keikhlasan. Allah berfirman:
وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (Al-Anbiya: 92)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمْ
“Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu.” (Al-Baqarah: 21)
Rasulullah ﷺ bersabda:
ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
“Orang yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha dengan Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.”
(HR. Muslim no.34)
Dengan iman kepada Rububiyyah, seorang hamba tersadar bahwa semua urusan berada di tangan Allah, sehingga ia berserah diri, menerima takdir, dan taat pada perintah-Nya.
5. Dari Rububiyyah Menuju Uluhiyyah
Mengenal Allah sebagai Rabb adalah langkah pertama untuk menyembah-Nya secara murni. Jika seseorang yakin bahwa hanya Allah yang mengatur, mencipta, dan memelihara alam semesta, maka secara otomatis ia tidak akan menyekutukan-Nya. Allah berfirman:
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan jika kamu bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan mereka?’ pasti mereka akan menjawab, ‘Allah.’ Maka bagaimana mereka dapat berpaling (dari kebenaran)?” (Az-Zukhruf: 87)
Makna ayat ini menegaskan bahwa pengakuan manusia akan keesaan Allah sebagai Pencipta seharusnya menuntun mereka pada penghambaan yang benar, namun banyak yang tetap berpaling dari kebenaran.
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَن فِيهَا إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Katakanlah, ‘Kepunyaan siapa bumi ini dan siapa yang ada di dalamnya, jika kalian mengetahui?’ Mereka pasti akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka mengapa kalian tidak ingat?’” (Al-Mu’minun: 84)
Ayat ini menegaskan kebesaran Allah sebagai pemilik seluruh alam semesta dan mengajak manusia untuk merenungkan dan ingat kepada-Nya sebagai Rabb yang mengatur seluruh ciptaan.
Artinya, jika Allah adalah satu-satunya Pemilik dan Pengatur, maka Dialah satu-satunya yang layak disembah. Menyekutukan-Nya adalah kebodohan yang nyata.
Kesimpulan
Dengan memahami salah satu nama Allah ta'ala "Ar-Rabb", kita menyadari bahwa:
- Allah mengatur hidup dan rezeki kita setiap hari.
- Semua urusan, dari yang besar hingga kecil, berada di tangan-Nya.
- Iman kepada Rububiyyah menuntun kita untuk taat, berserah diri, dan ridha terhadap ketentuan Allah.
- Dari sini, hati kita siap melangkah kepada Tawhid Uluhiyyah, yakni menyembah Allah saja tanpa sekutu.
Semakin kita memahami Ar-Rabb, semakin kita menyadari kebesaran, kasih sayang, dan pengaturan Allah dalam hidup kita. Mulai dari memberi rezeki, membimbing kita, hingga menakdirkan segala urusan kita.
Allah berikan kepada kita semua perlindungan, keberkahan, ilmu, taufik, dan hidayah-Nya, aamiin.
Referensi:
Al-Qur’anul Karim
Ibnu Jarir al-Tabari, Jami‘ al-Bayan ‘an Ta’wil Ay al-Qur’an 1/142-143
Ibnu al-Atsir, Al-Nihayah fi Gharib al-Hadith 179/1
Ibnul Qayyim, Madarij al-Salikin 1/410-412
Hadits Shahih Muslim, no. (sesuai kitab)
Fikih Asma’ul Husna, Syaikh Abdur Rozzaq Al Badr (hal.79-82)
Oleh: Abu Haneen
Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc