Tempat-Tempat Mustajab di Tanah Suci (Makkah dan Madinah)
Bismillah, alhamdulilah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du ....
Bagi setiap muslim, Tanah Suci bukan hanya sekedar destinasi ibadah, melainkan titik temu antara doa, sejarah, dan rahmat Allah ﷻ. Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah menyimpan banyak jejak nubuwah serta tempat-tempat istimewa yang diyakini sebagai tempat mustajab (tempat dikabulkannya doa).
Ketika jamaah umrah hadir di sana, salah satu amal utama yang disunnahkan adalah memperbanyak doa dengan penuh khusyuk, karena doa adalah inti ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
"Doa itu adalah ibadah." (HR. at-Tirmidzi, no. 2969, dinyatakan sahih oleh al-Albani).
Dalam artikel ini, mari kita telusuri tempat-tempat mustajab di Makkah dan Madinah, lengkap dengan dalil dan pandangan ulama, agar perjalanan ibadah tidak sekedar perjalanan fisik, tetapi juga penuh kesadaran dan harapan akan terkabulnya doa.
Tempat-Tempat Mustajab di Makkah al-Mukarramah
1. Multazam (antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah)
Multazam adalah dinding Ka’bah yang berada antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Di sinilah para salaf, sahabat, dan tabi’in menempelkan badan serta berdoa dengan penuh kerendahan.
Ibnu Abbas رضي الله عنه berkata:
"Antara rukun (Hajar Aswad) dan pintu Ka’bah disebut Multazam. Tidak seorang pun berdoa di sana kecuali Allah akan mengabulkannya."
(Riwayat al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman, 3/445).
2. Hijr Ismail
Hijr Ismail termasuk bagian dari Ka’bah yang tidak sempat dibangun kembali oleh Quraisy karena kekurangan biaya halal. Shalat di dalamnya nilainya sama seperti shalat di dalam Ka’bah.
Dalilnya adalah hadits dari Aisyah رضي الله عنها, Rasulullah ﷺ bersabda:
صلِّي في الحِجرِ إن أردتِ دخولَ البيتِ، فإنَّما هوَ قِطعةٌ منَ البيتِ، ولَكِنَّ قومَكِ استَقصروهُ حينَ بنَوا الكعبةَ فأخرَجوهُ منَ البيتِ
"Shalatlah kamu di Hijr, jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah. Karena sesungguhnya itu termasuk bagian dari Ka’bah."
(HR. Abu Dawud, no. 2028; an-Nasa’i, no. 2928).
Di tempat inilah para ulama menegaskan keutamaan berdoa karena posisinya sangat mulia.
3. Belakang Maqam Ibrahim
Allah ﷻ berfirman:
وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
"Dan jadikanlah sebagian dari maqam Ibrahim sebagai tempat shalat."
(QS. al-Baqarah: 125)
Setelah thawaf, dianjurkan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, lalu berdoa untuk diri sendiri, orang tua dan kaum muslimin. Imam al-Qurthubi menafsirkan ayat ini:
"Maqam Ibrahim adalah tempat yang sangat agung, dan doa di sekitarnya termasuk mustajab."
(Tafsir al-Qurthubi, 2/110).
4. Dalam Masjidil Haram secara umum
Rasulullah ﷺ bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ مِنَ الْمَسَاجِدِ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ
"Shalat di masjidku ini lebih utama seribu kali lipat dibandingkan shalat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat."
(HR. Ahmad, no. 14694; Ibnu Majah, no. 1406).
Keutamaan ini juga berlaku bagi doa, karena Masjidil Haram adalah rumah Allah yang paling mulia di muka bumi.
Tempat-Tempat Mustajab di Madinah al-Munawwarah
1. Raudhah (antara mimbar dan rumah Nabi ﷺ)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ، وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga."
(HR. al-Bukhari, no. 1196; Muslim, no. 1391).
Sebagian Ulama menafsirkan bahwa maksudnya adalah doa dan ibadah di Raudhah akan penuh keberkahan dan mustajab. Imam an-Nawawi menjelaskan:
"Raudhah adalah tempat yang sangat mulia, dan disunnahkan memperbanyak doa, zikir, dan shalat di sana."
(Syarh Muslim, 9/161).
2. Masjid Nabawi secara umum
Keutamaan shalat di Masjid Nabawi sudah jelas sebagaimana hadis:
صَلاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
"Shalat di masjidku lebih utama seribu kali lipat daripada shalat di masjid lain kecuali Masjidil Haram."
(HR. al-Bukhari, no. 1190).
Dengan keutamaan ini, doa yang dipanjatkan di Masjid Nabawi juga diharapkan mustajab.
Penutup
Berkunjung ke Tanah Suci bukan hanya ritual fisik, melainkan perjalanan ruhani. Ketika jamaah tahu di mana saja doa lebih mustajab, maka ibadah akan lebih khusyuk dan penuh harapan.
Namun, penting untuk diingat bahwa Allah ﷻ bisa mengabulkan doa kapan pun dan di mana pun. Tempat-tempat mustajab hanyalah wasilah (perantara) yang dianjurkan syariat untuk memperkuat harapan kita.
Sebagaimana pesan Imam Ibn al-Qayyim:
"Doa memiliki kedudukan yang agung, ia adalah senjata bagi orang beriman, penolak bala, dan pengundang rahmat."
(al-Jawāb al-Kāfī, hlm. 10).
Maka, jadikan setiap detik di Makkah dan Madinah sebagai kesempatan emas untuk menumpahkan doa: untuk diri, keluarga, umat, bahkan untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Semoga Allah ﷻ menjadikan perjalanan umrah kita penuh keberkahan, dan doa-doa kita di Tanah Suci dikabulkan. آمين.
Wallahu ta’ala a’lam bis showab....
Oleh: Abu Haneen
Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc