Fiqih Asmaul Husna: Memahami Keagungan Nama Allah Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm
Bismillah, alhamdulilah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du ....
Dalam Islam, dua di antara nama Allah yang paling agung dan sering diulang dalam Al-Qur’an adalah Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm. Keduanya mengandung makna yang sangat dalam tentang sifat rahmat Allah Ta‘ālā, yang menjadi dasar dari segala kebaikan dan kasih sayang yang meliputi seluruh makhluk-Nya.
1. Dalil-Dalil Penetapan Nama Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm
Al-Qur’an banyak memuat penyebutan nama-nama ini, di antaranya:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (QS. Al-Fatihah: 1)
الرَّحْمَـٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ
“Ar-Rahmān beristiwa' di atas ‘Arsy.” (QS. Ṭāhā: 5)
Dan firman-Nya:
الرَّحْمَـٰنُ عَلَّمَ الْقُرْآنَ
“Ar-Rahmān, Dia yang mengajarkan Al-Qur’an.” (QS. Ar-Raḥmān: 1-2)
Dan firman-Nya:
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَـٰنَ
“Katakanlah: 'Serulah Allah atau serulah Ar-Rahmān.'” (QS. Al-Isrā’: 110)
Dan firman-Nya:
رَبّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَـٰنُ
“Rabb langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Ar-Rahmān.” (QS. An-Naba’: 37)
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
“Dan Dia Maha Penyayang terhadap orang-orang beriman.” (QS. Al-Aḥzāb: 43)
2. Perbedaan Makna Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm
Syaikh Abdur-Razzaq bin Abdul Muhsin Albadr berkata:
“Kedua nama tersebut menunjukkan makna agung dan kedudukan mulia. Di antara keagungan keduanya adalah bahwa Allah membuka Al-Qur’an dengan keduanya, dan menjadikannya sebagai judul dari apa yang diturunkan dari sisi-Nya, yakni Surah Al-Fātiḥah. Allah juga menetapkan keduanya sebagai pembuka setiap surah dari surah-surah Al-Qur’an, kecuali Surah At-Taubah. Kata tersebut juga diletakkan di awal setiap surah, sebagai penegas bahwa ia turun dari sisi Tuhan yang penuh kasih sayang, bukan dari setan. Dan Jibril ‘alaihis-salām-lah yang membawanya. Nabi ﷺ juga biasa membuka surat-suratnya dengan:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
sebagaimana yang terdapat dalam surat beliau kepada para raja ketika mengajak mereka kepada Islam.
Nama ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an dalam keadaan berpasangan. Dan setiap kali disebutkan secara bersamaan, menunjukkan keluasan rahmat Allah dan keumumannya serta pengaruhnya.
Adapun makna kata Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm, keduanya berasal dari akar kata rahmah (الرحمة), yang bermakna kasih sayang. Ar-Rahmān adalah bentuk mubālaghah (superlatif) dari bentuk fa‘lān yang menunjukkan makna menyeluruh dan sempurna. Sedangkan Ar-Rahīm adalah bentuk fa‘īl, yang menunjukkan bahwa rahmat itu terus menerus dan berkelanjutan.
Keduanya berasal dari akar kata rahmah (الرحمة) – kasih sayang.
- Ar-Rahmān: Bermakna pemilik rahmat yang luas dan menyeluruh, mencakup seluruh makhluk, baik yang taat maupun yang durhaka. Ini adalah bentuk superlatif (mubālaghah) dari fa‘lān.
- Ar-Rahīm: Bermakna yang terus-menerus melimpahkan rahmat-Nya secara khusus dan berkesinambungan kepada orang-orang yang beriman. Ini bentuk fa‘īl, menunjukkan kesinambungan.
3. Jenis-Jenis Rahmat Allah
Rahmat Allah yang luas itu terbagi menjadi dua bentuk utama:
1. Rahmat ‘Āmmah (Rahmat Umum)
Ini adalah kasih sayang Allah yang meliputi seluruh makhluk tanpa terkecuali, baik orang beriman maupun kafir, manusia, jin, hewan, bahkan tumbuhan. Bentuknya berupa rezeki, kesehatan, keamanan, dan berbagai kenikmatan duniawi. Semua ini adalah pancaran dari rahmat-Nya yang merata, sebagaimana disebut dalam firman-Nya:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu." (QS. Al-A‘rāf: 156)
2. Rahmat Khāṣṣah (Rahmat Khusus)
Adapun rahmat ini bersifat istimewa, hanya diberikan kepada hamba-hamba yang beriman dan dekat kepada-Nya. Wujudnya berupa taufik untuk taat, keteguhan dalam iman, hidayah sepanjang hidup, keselamatan di akhirat, masuk surga, dan terbebas dari neraka. Inilah rahmat yang paling mulia, yang menjadi tujuan tertinggi setiap mukmin sejati.
Dengan kata lain, rahmat umum adalah bukti kemurahan Allah, sedangkan rahmat khusus adalah bentuk cinta-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya.
4. Keutamaan dan Luasnya Rahmat Allah
Rahmat Allah adalah lautan tak bertepi, lebih luas dari yang bisa dibayangkan oleh akal makhluk mana pun. Di antara keutamaannya:
- Rahmat-Nya selalu mendahului kemurkaan-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam banyak hadits.
- Ia meliputi langit, bumi, dan seluruh makhluk di dalamnya, tak satu pun luput dari sentuhan kasih sayang-Nya.
- Syariat yang Allah turunkan pun dipenuhi oleh rahmat, penuh keringanan, kemudahan, dan hikmah, bukan untuk memberatkan.
- Rahmat Allah juga mencakup kebaikan dunia dan akhirat: di dunia berupa rezeki dan ketenangan, sedangkan di akhirat berupa surga dan keselamatan abadi.
Singkatnya, seluruh kebaikan yang ada —baik yang tampak maupun tersembunyi— semuanya bersumber dari rahmat-Nya yang sempurna.
5. Contoh Rahmat Allah dalam Syariat dan Kehidupan
Rahmat Allah begitu nyata dalam setiap sisi kehidupan kita.
Dalam syariat, kita melihat banyak kemudahan: ada rukhṣah (keringanan) saat sakit atau safar, dosa-dosa diampuni dengan taubat yang tulus, dan pahala besar dijanjikan meski dari amal yang ringan seperti senyum, sedekah kecil, atau dzikir singkat. Itu semua bentuk kasih sayang Allah, bukan beban.
Dalam kehidupan sehari-hari, kasih sayang juga tampak begitu dekat dari kelembutan seorang ibu kepada anaknya, perhatian sesama manusia, hingga naluri hewan yang menjaga dan menyayangi anaknya. Semua itu adalah pancaran dari satu rahmat yang Allah turunkan ke bumi, sementara 99 rahmat lainnya ditabung-Nya untuk hari kiamat.
Begitu luas dan menyentuhnya rahmat Allah, hingga tak satu makhluk pun hidup tanpanya.
6. Hadits-Hadits tentang Rahmat Allah
Dua hadits berikut menunjukkan betapa luas dan dalamnya rahmat Allah, jauh melampaui kasih sayang makhluk mana pun.
- Hadits Pertama:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ، أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً، فِيهَا تَعَاطَفُ الْخَلْقِ، وَبِهَا تَرْحَمُ الْوَالِدَةُ وَلَدَهَا، وَالْوَحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَأَخَّرَ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً، يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Satu rahmat diturunkan ke bumi, dengannya makhluk saling berkasih sayang—sehingga seorang ibu menyayangi anaknya, dan hewan pun menyayangi sesamanya. Adapun 99 rahmat lainnya, Allah simpan untuk digunakan-Nya menyayangi hamba-hamba-Nya pada hari kiamat.” (HR. al-Bukhari no. 6000, Muslim no. 2752)
- Hadits Kedua:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّهُ جَاءَ بِسَبْيٍ، فَإِذَا امْرَأَةٌ تَسْعَى، فَإِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ، أَخَذَتْهُ فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَتَرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ؟ قُلْنَا: لاَ، وَاللَّهِ، وَهِيَ تَقْدِرُ أَنْ لاَ تَطْرَحَهُ. فَقَالَ: الَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
Dibawa kepada Rasulullah ﷺ sekelompok tawanan, lalu ada seorang wanita yang berlari mencari bayinya. Ketika ia menemukannya, ia peluk sang anak dan menyusuinya. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Apakah kalian mengira wanita ini tega melempar anaknya ke dalam api?"
Kami menjawab, "Tidak mungkin."
Beliau pun bersabda: "Sungguh, Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya." (HR. al-Bukhari no. 5999, Muslim no. 2754)
Dua hadits ini menunjukkan:
- Kasih sayang tertinggi di dunia, seperti kasih ibu kepada anak, masih belum sebanding dengan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
- Sebagian besar rahmat Allah disimpan untuk Hari Kiamat, sebagai bentuk keutamaan dan hadiah istimewa bagi hamba-hamba-Nya yang taat dan bertobat.
7. Rahmat dan Hubungannya dengan Amal
Rahmat Allah bukan datang secara acak. Ia dapat diraih dan disambut oleh hamba-hamba yang berjalan menuju-Nya dengan iman, amal, dan ketaatan. Berikut ini beberapa amal utama yang menjadi sebab datangnya rahmat:
1. Iman dan Amal Shalih
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِى رَحْمَتِهِۦ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْمُبِينُ
“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka Tuhan mereka akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya. Itulah keberuntungan yang nyata.”
(QS. Al-Jātsiyah: 30)
2. Takwa dan Ketundukan
وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَـٰتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan (rahmat itu) bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”
(QS. Al-A‘rāf: 156)
3. Mengikuti Al-Qur’an
وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ مُبَارَكٌ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan yang penuh berkah. Maka ikutilah ia dan bertakwalah agar kalian dirahmati.”
(QS. Al-An‘ām: 155)
4. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Taatilah Allah dan Rasul, agar kalian mendapat rahmat.”
(QS. Āli ‘Imrān: 132)
Penutup: Memohon Rahmat-Nya
Tiada satu pun dari kita yang bisa selamat tanpa rahmat Allah. Bukan amal yang menyelamatkan, tapi rahmat-Nya yang meliputi segalanya. Maka, satu-satunya jalan adalah merendah dan menggantungkan harap kepada-Nya.
Karena itu, mari kita:
- Perbanyak ketaatan, sekecil apa pun itu.
- Jaga hati dari riya, ujub dan sombong.
- Genggam kuat nama-Nya: Ar-Rahmān dan Ar-Rahīm, dan berdoalah dengannya.
- Sebarkan rahmah kepada sesama, sebagai wujud meneladani-Nya.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْمَرْحُومِينَ
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang mendapat rahmat, aamiin.
Sumber: Fiqih Asmaul Husna – Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin dengan penambahan.
Oleh: Abu Haneen
Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc