Nama-nama Makkah dalam Al-Qur’an
Bismillah, alhamdulilah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du ....
Tanah suci Makkah bukan sekedar kota yang memiliki keutamaan lahiriah. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ menamainya dengan beberapa sebutan, masing-masing mengandung makna yang dalam. Para ulama salaf menafsirkan nama-nama itu sebagai tanda kemuliaan dan keistimewaan Makkah dibanding seluruh negeri di muka bumi.
1. Makkah (مَكَّةَ)
Allah ta'ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِي كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ عَنْهُم بِبَطْنِ مَكَّةَ مِن بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا
“Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan tanganmu dari (membinasakan) mereka di lembah Makkah setelah Allah memenangkan kamu atas mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Fath [48]: 24)
- Makna dan Penjelasan:
Nama Makkah berasal dari kata makk (مَكّ) yang berarti “mengisap” atau “menghancurkan”. Dikatakan سُمِّيَتْ مَكَّةُ لِأَنَّهَا تَمُكُّ مَنْ ظَلَمَ فِيهَا وَالْحَدَّ فِيهَا — “Ia dinamai Makkah karena membinasakan orang yang berbuat zalim di dalamnya atau melanggar kehormatan haramnya.”
Rujukan: Lisan al-‘Arab, Ibn Manẓūr (11/631); Tafsir al-Baghawi, 7/313.
Makkah adalah kota suci yang “menyingkirkan” atau “menghancurkan” siapa pun yang melanggar kesuciannya, lambang bahwa kemuliaan tidak akan berpadu dengan kezaliman.
2. Bakkah (بَكَّةَ)
Allah ta'ala berfirman:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah (ibadah) yang mula-mula dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah, yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
(QS. Āli ‘Imrān [3]: 96)
- Makna dan Penjelasan:
Disebut Bakkah karena berasal dari kata al-tabāk (التَّبَاكُ) yang berarti berdesakan atau ramai.
Para mufassir seperti Mujāhid dan Qatādah berkata:
سُمِّيَتْ بَكَّةَ لِأَنَّ النَّاسَ يَتَبَاكُّونَ فِيهَا، أَيْ يَزْدَحِمُونَ عِنْدَ الطَّوَافِ
“Dinamai Bakkah karena manusia saling berdesakan di dalamnya, khususnya ketika thawaf di sekitar Ka‘bah.”
Rujukan: Tafsir al-Ṭabarī, 6/404; Tafsir al-Qurṭubī, 4/140.
Ada pula pendapat lain yang mengatakan:
أَوْ لِأَنَّهَا تَبُكُّ أَعْنَاقَ الْجَبَابِرَةِ
“Atau karena ia mematahkan (mendekatkan kepada kehinaan) leher-leher para penguasa zalim.”
Rujukan: Tafsir al-Baghawi, 2/46.
- Inti makna:
Bakkah menggambarkan keramaian dan kekhusyukan para hamba yang datang berbondong-bondong menyembah Allah di tempat itu. Juga, simbol bahwa para tiran akan tunduk di hadapan kehormatan rumah Allah.
3. Umm al-Qurā (أُمَّ الْقُرَىٰ)
Allah ta'ala berfirman:
وَلِتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا
“Dan agar engkau (wahai Nabi) memberi peringatan kepada Ummul Qura (ibu kota, yaitu Makkah) dan orang-orang di sekitarnya.”
(QS. Al-An‘ām [6]: 92)
- Makna dan Penjelasan:
Kata “Umm” dalam bahasa Arab berarti induk, asal, pusat rujukan. Maka Makkah disebut Umm al-Qurā karena:
- Semua kota “kembali” padanya, baik secara ruhani (ibadah) maupun fisik (arah kiblat).
- Menurut sebagian salaf, bumi pertama kali diciptakan dari titik Makkah.
Imam al-Qurṭubī menulis:
سُمِّيَتْ أُمَّ الْقُرَى لِأَنَّهَا أَصْلُ الْقُرَى، وَمِنْهَا دُحِيَتِ الْأَرْضُ
“Dinamai Ummul Qura karena ia adalah asal segala negeri; dari sanalah bumi dibentangkan.”
Rujukan: Tafsir al-Qurṭubī, 7/271; Tafsir al-Baghawi, 3/203.
- Inti makna:
Makkah adalah pusat dunia dan sumber peradaban tauhid, tempat lahirnya dakwah para nabi dan poros seluruh arah kiblat umat Islam.
4. Al-Balad / Al-Baldah (ٱلْبَلَد / ٱلْبَلْدَة)
Allah ta'ala berfirman:
رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 126)
Dan firman Allah:
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا
“Aku hanya diperintah untuk menyembah Tuhan negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya suci.”
(QS. An-Naml [27]: 91)
- Makna dan Penjelasan:
Kata balad berarti kota atau negeri yang berpenduduk tetap. Dalam konteks Makkah, ia menandakan kota yang diberkahi, aman, dan memiliki status khusus di sisi Allah.
Rujukan: Tafsir al-Baghawi, 1/170; Tafsir Ibn Kathīr, 1/394.
- Inti makna:
Makkah bukan sekadar kota geografis, tapi negeri yang dimuliakan, disucikan, dan dijaga oleh Allah sejak masa Nabi Ibrahim ‘alaihissalām hingga akhir zaman.
5. Al-Balad al-Amīn (ٱلْبَلَدِ الْأَمِينِ)
Allah ta'ala berfirman:
وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
“Dan demi negeri (Makkah) yang aman ini.”
(QS. At-Tīn [95]: 3)
- Makna dan Penjelasan:
Kata al-Amīn berarti aman dan tenteram. Ibnu Katsīr menafsirkan:
يَعْنِي مَكَّةَ، وَهِيَ بَلَدُ الْأَمْنِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَالْإِسْلَامِ
“Yang dimaksud adalah Makkah, kota yang aman, baik di masa jahiliyah maupun di masa Islam.”
Rujukan: Tafsir Ibn Kathīr, 8/437.
- Inti makna:
Al-Balad al-Amīn adalah simbol perdamaian sejati, negeri tempat orang beriman mendapatkan ketenangan jiwa, bebas dari kekerasan dan peperangan.
6. Al-Masjid al-Harām (ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ)
Allah ta'ala berfirman:
فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا
“Maka janganlah mereka (orang-orang musyrik) mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini.”
(QS. At-Taubah [9]: 28)
- Makna dan Penjelasan:
Yang dimaksud Al-Masjid al-Harām di sini bukan hanya bangunan masjid, tetapi seluruh wilayah tanah haram Makkah, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama tafsir salaf.
Ibnu Jarīr menulis:
الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ هُوَ جَمِيعُ الْحَرَمِ
“Yang dimaksud Masjidil Haram adalah seluruh kawasan Tanah Haram.”
Rujukan: Tafsir al-Ṭabarī, 14/150.
- Inti makna:
Makkah disebut Masjidil Haram karena seluruh wilayahnya berada dalam kesucian, tidak boleh dilakukan perburuan, ditebang pohonnya, atau ditumpahkan darah di dalamnya.
Kesimpulan
Dari keseluruhan ayat dan tafsir ulama salaf di atas, kita dapat melihat bahwa Makkah memiliki banyak nama dalam Al-Qur’an:
- مَكَّةَ (Makkah) – kota yang membinasakan kezaliman,
- بَكَّةَ (Bakkah) – tempat berdesakan dalam ibadah,
- أُمَّ الْقُرَىٰ (Ummul Qura) – induk seluruh negeri,
- ٱلْبَلَد / ٱلْبَلْدَة (Al-Balad / Al-Baldah) – negeri suci yang aman,
- ٱلْبَلَدِ الْأَمِينِ (Al-Balad al-Amīn) – kota yang dijamin keamanannya,
- ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ (Al-Masjid al-Harām) – kawasan yang disucikan sepenuhnya.
Bagi jamaah umrah, mengenal nama-nama ini bukan hanya pelajaran linguistik, tapi ajakan untuk merasakan makna spiritual di balik setiap langkah di Tanah Haram.
Setiap nama mengingatkan kita untuk menjaga adab, menegakkan tauhid, dan bersyukur karena telah diundang Allah ke tempat yang paling mulia di muka bumi.
Wallahu a’lam bis showab ....
Oleh: Abu Haneen
Team redaksi: Miqdad Al Kindi, Lc
